Solo merupakan salah satu produk dari pabrikan drone 3D Robotics (3DR). Pabrikan tersebut menganggap bahwa Solo ini adalah seperti iPhone yang menyederhanakan beragam fungsi di smartphone melalui sebuah tombol.
Solo adalah drone pertama yang menawarkan kendali penuh terhadap kamera GoPro. Gabungan antara drone dengan action camera tersebut mencakup fitur start/stop recordings, mengganti frame rate, serta beberapa fitur lainnya ketika sedang terbang.
Kebanyakan drone memakai komputer tunggal yang terletak di wahana terbang dan memancarkan sinyal menggunakan remote control. Sementara Solo mempunyai prosesor 1 GHz, baik di remote maupun di wahananya.
3drobotics.com/solo-drone/ |
Prosesor di quadcopter memiliki fungsi sebagai autopilot dan menjaga wahana tetap mengudara. Sedangkan prosesor di remote mengoperasikan berbagai fungsi rumit yang bahkan bertambah terus melalui pembaruan di software. Aplikasi Solo, contohnya, tidak cuma memperingatkan bila baterai akan habis, tetapi otomatis terbang pulang (return to home) tepat waktu.
3DR dibentuk pada tahun 2009 oleh Chris Anderson, wartawan majalah teknologi Wired dan insinyur Jordi Munoz. Kedua orang tersebut berjumpa di forum kepunyaan Anderson, DIY Drones. Komunitas di forum tersebut sudah mengembangkan beragam software open-source untuk mengendalikan berbagai wahana terbang.
Pada waktu sebelumnya, 3DR telah merilis drone IRIS+ dan X8+ ke pasar. Namun, penjualan 3DR masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan DJI dan Parrot.