DJI merupakan sebuah perusahaan drone yang berasal dari Shenzen. Perusahaan ini diperkirakan akan meraih pendapatan sebesar USD 1 miliar atau sekira Rp 13 triliun pada tahun 2015 ini sesudah dua tahun merilis produk Phantom pertama mereka. Pendapatan ini adalah dua kali lipat dibanding tahun 2014 dan 4 kali lipat dari tahun 2013.
DJI ini adalah seumpama Apple di pasar smartphone dan GoPro di pasar action camera. Perusahaan ini mempopulerkan drone ke ruang yang lebih luas melalui produk mereka yang bernama Phantom. Drone yang satu ini terbilang "bandel" bagi para penghobi aeromodeling kawakan, mumpuni untuk sineas atau fotografer profesional, dan bagi pemula yang dalam seumur hidupnya tidak pernah menerbangkan quadcopter, drone ini relatif gampang untuk diterbangkan.
Drone menjadi bagian dari kategori consumer electronics yang mulai diperhitungkan berkat DJI. Perusahaan tersebut mempunyai 2.800 karyawan yang tersebar di Shenzen, Hong Kong, Los Angeles, Rotterdam, Tokyo, dan Kobe. Selain Phantom, produk yang dimiliki DJI lainnya adalah model "prosumer" Inspire One, multirotor kelas berat S-class, dan penstabil kamera digenggam tangan Ronin yang digunakan untuk kegiatan syuting film dan TV.
Frank Wang mendirikan DJI pada tahun 2006 yang ketika itu berumur 34 tahun. Wang pada awalnya cuma berfokus mengembangkan sistem flight control untuk radio kontrol helikopter. Namun, sesudah multirotor semakin banyak yang menyukainya, Wang kemudian mengubah arah perusahaan.
Multirotor sebelum ada Phantom hanya dijual untuk pehobi aeromodeling serius lantaran mesti dirancang sendiri. Perusahaan Prancis, Parrot, mulai muncul dengan drone ready to fly atau langsung dapat diterbangkan setelah dikeluarkan dari kotaknya. Tetapi, yang menjadikan drone dan fotografi udara menjadi sesuatu yang keren adalah Phantom.